Rabu, 31 Januari 2018

Satu hari di Senin Pon


Gadis  ini lahir di pagi menjelang fajar
Senin pon neptunya
Takabur sombong jenius penuh keberuntungan
Primbonnya berkata dan ia meluruskan

Pada tahun kedelapan
Ibunya membuat nasi kuning selamatan hari jadinya
Sorenya hujan badai menerpa merontokan tulang sendinya
Bapaknya  minggat bersama selingkuhannya

Ia tumbuh kesal pelihara amarah dihati
Belum tuntas bapaknya menembang
Lagunya masih terngiang
Lalu hilang bersama cinta bapaknya

Ombak dan badai lebih sering hinggap menerpa

Menjamah menjilat mencium menghatam memecah
Berhamburan menyebar ia tetap tegar
air mata  tak  mampu membukam  derai  perih kedukaan 





Untungnya  adalah malangnya
Matanya adalah mata dewa penyihir berwibawa
Hidunganya  bangir laksana  pensil lancip  bercahaya
Mulutnya terlatih menata kata menjadi kalimat bermakna


Dengan  sampan bertambal ia pergi kekota
Wangi aroma memaksa laki laki datang tergoda
Kata rayu merajuk menggoda  diumbar tandaskan
Terpesona  terhuyung tersungkur  tumbang pria tak biasa

Matang ia sebelun dewasa tak ada yang dia tak punya
Kesenangan  kemewahan didamba wanita mengepung  harinya

Di pagi Senin Pon ia menangis sejadinya
Suaminya minggat bersama  selingkuhanya




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUHAN

Pasti siang maupun malam diantara terang dan gelap disela embun serta asap dipinggir duka ditengah gelak tawa diatas kuasa dibawah merana. ...